Feeds RSS
Feeds RSS

Sabtu, 26 Mei 2012

"Arti Nama Dalam Islam"



     Kadang ada orang yang bertanya "Seberapa Pentingkah Nama itu ?" dodol banget yah ini orang, Nama itu sangatlah penting, bukan sekedar sebagai identitas atau pembeda antara orang yang satu dengan yang lainnya, tetapi nama itu juga mengandung arti sebagai cerminan atau sifat si pemilik nama itu. Okey, guy's kali ini gue akan membagi sedikit informasi mengenai nama. Selamat Membaca............

Nama adalah ciri atau tanda, maksudnya adalah orang yang diberi nama dapat mengenal dirinya atau dikenal oleh orang lain.
Nama , yang dalam bahasa Arabnya adalah ism, menurut sebagian orang merupakan bentukan dari kata wasm yang berarti tanda (‘alamah). Maka dengan nama seseorang dapat diketahui dan dia menjadi tanda bagi yang bersangkutan. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman :

 
  يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيّاً

Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS Maryam 19: 7)
Dan hakikat pemberian nama kepada anak adalah agar ia dikenal serta memuliakannya. Oleh sebab itu para ulama bersepakat akan wajibnya memberi nama kapada anak laki-laki dan perempuan 1). Oleh sebab itu apabila seseorang tidak diberi nama, maka ia akan menjadi seorang yang majhul (=tidak dikenal) oleh masyarakat.

Nama di dalam Islam tidak hanya berfungsi untuk membedakan satu anak dengan anak yang lainnya. Betul sekali apa yang Anda sampaikan, bahwa pada sebuah nama, ada cita-cita, doa dan harapan orang tua yang ingin disematkan pada si anak. Nama adalah penting, karena nama dapat menunjukkan identitas keluarga, bangsa, bahkan aqidah. Secara psikologis nama juga akan berpengaruh pada konsep diri seseorang. Secara tidak sadar seseorang akan didorong untuk memenuhi citra yang terkandung dalam namanya. Teori Labelling (penamaan) menjelaskan kemungkinan seseorang menjadi jahat karena masyarakat menamainya sebagai penjahat. Memang boleh jadi orang akan berperilaku yang bertentangan dengan namanya. Seseorang yang bernama Abdullah misalnya, seharusnya ia rajin beribadah, tapi bisa jadi sering meninggalkan shalat. Mestinya nama itu akan meresahkan batinnya. Ia boleh jadi akan mengubah namanya atau perilakunya.

Ada bebarapa hal yang tidak diperbolehkan dalam memberikan nama pada anak. Syekh Abdullah Nashih Ulwan, dalam bukunya Tarbiyatul Aulad fil Islam, mengemukakan beberapa acuan dalam menamai anak.

Pertama, nama-nama yang khusus untuk Allah SWT karena sifatnya yang mutlak, seperti Ar-Rahiim, Al-Khaliq dan sebagainya. Tidak diperkenankan bagi orang tua untuk menamai anak-anaknya dengan nama-nama khusus untuk Allah, kecuali dengan menunjukkan secara jelas kedudukannya sebagai hamba Allah. Jika nama-nama khusus untuk Allah tidak diperbolehkan, nama yang menunjukkan kedudukan sebagai hamba justru disukai. Misalnya Abdullah atau Abdurrahman.

“Sesungguhnya nama-nama kalian yang paling disukai oleh Allah Yang Mahaperkasa Lagi Mahaagung adalah Abdullah dan Abdurrahman”. (HR. Muslim)

Kedua, tidak boleh menggunakan nama yang menunjukkan ketundukan kepada selain Allah, seperti misalnya Abdul Uzza, Abdun Nabi dan sebagainya.

Ketiga, menjauhi nama-nama yang maknanya terlalu optimistik. Termasuk nama yang optimistik adalah Najieh, Nafi, maupun Aflah.

“Janganlah kamu memberi nama kepada anak laki-lakimu dengan nama Yassar, Rabaah, Najaah, dan juga Aflah….. (HR. Muslim)

Keempat, jangan pernah memberi nama dengan nama yang mempunyai makna mudah lekang, lekas sirna, serta nama-nama yang dapat melemahkan jiwa anak. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki kepribadian khas yang kuat, berbeda dengan umat yang lain.

Jika teman-teman sekalin ingin mengetahui atau mempunyai banyak pertanyaan seputar Nama atau seputar Islam, silahkan Klik disini.
 Terima Kasih.

0 komentar:

Posting Komentar